Dalam Peristiwa Merah Putih di Manado,
para pemuda yang tergabung dalam pasukan KNIL kompi VII di bawah
pimpinan Ch. Ch. Taulu bersama dengan rakyat melakukan perebutan
kekuasaan di Manado, Tomohon, dan Minahasa pada tanggal 14 Februari
1946. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditawan.
Pada tanggal 16 Februari 1946, dike-luarkan selebaran yang menyatakan
bahwa kekuasaan di selumh Manado telah berada di tangan bangsa
Indonesia.
Untuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Wuisan. Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Di pihak lain, Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubemur Sulawesi dan mempunyai tugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi.
Untuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Wuisan. Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Di pihak lain, Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubemur Sulawesi dan mempunyai tugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi.
Ia memerintahkan pembentukan
Badan Perjuangan Pusat Keselamatan Rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat
petisi yang ditandatangani oleh 540 pemuka masyarakat Sulawesi. Dalam
petisi itu dinyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat
dipisahkan dari Republik Indonesia. Dengan adanya petisi tersebut, pada
tahun 1946 Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui (Irian Barat).
Peristiwa ini hingga saat ini dikenang dalam sejarang bangsa Indonesia peristiwa merah putih di Manado.
Ringkasan Peristiwa Merah Putih di Manado Lengkap
4/
5
Oleh
Admin