Hampir secara serempak di abad ke-15 M, masyarakat
Amerika-Latin dan Andea masing-masing bersatu secara politik dalam suatu
kerajaan yang meliputi sebagian besar wilayah tersebut. Dalam setiap
wilayah, pendirian kerajaan dilakukan oleh komunitas baru, yang dari
sini komunitas baru ini meluaskan dominion politiknya. Salah satu
komunitas baru ini adalah Suku Aztek.
Suku Aztek dikenal memiliki peradaban tinggi, dengan
pulau-pulau apung buatan untuk menyokong pertanian mereka. Selain
memiliki pertanian maju, orang-orang Aztek juga dikenal melalui tradisi
upacara pengorbanan manusia mereka yang kejam.
Kemunculan Suku Aztek
Orang-orang Aztek pada awalnya merupakan gerombolan
pengembara barbar penyelundup yang memasuki Distrik Telaga (sebuah
wilayah pengungsian pascaruntuhnya Kerajaan Toltec pada abad ke-12). Di
wilayah ini mereka menerima pengaruh budaya dari pengungsi lain, di
antara seni perang dan ritual pengorbanan manusia.
Pada seperempat akhir abad keempatbelas, mereka mulai
bermukim di beberapa pulau yang tidak berpenghuni di teluk barat laut
Danau Texcoco, Meksiko. Oleh orang-orang Aztek lingkungan baru yang
tidak ramah ini dirubah menjadi wilayah yang layak dihuni dengan
memangkas berlapis-lapis tumbuh-tumbuhan rimbun dan menjadikan
lingkungan baru ini dapat diakses. Sampah-sampah tumbuhan tersebut lalu
dirubah menjadi pulau-pulau apung buatan untuk bercocok tanam.
Dengan kemauan kuat, orang-orang Aztek menjadi perencana kota dan
agrikulturalis yang terampil. Selanjutnya, mereka juga menjadi pedagang
jarak jauh, yang menggabungkan perdagangan dengan karya-cerdas militer.
Baca Juga;
Atikel Lengkap Kekhalifahan Sokoto (1808-1903 M.)
Orang-orang Aztek menempuh jalan menuju kekuasaan militer
dan politik melalui pengabdian selaku tentara bayaran bagi penguasan
kerajaan Tepanec. Pada tahun 1428, orang-orang Aztek dari Tenochtitlan,
salah satu dari dua kota Aztek, merampas kerajaan Tepanec di
distrik-telaga yang turut mereka bangun sebagai tentara bayaran.
Tokoh pergerakan bangsa Aztek adalah Tlacaelel, yang
bertahan hidup sebagai penasihat politik bagi tiga penguasa Tenochtitlan
berturut-turut. Tlacaelel memulai pergerakan dengan mencaplok dan
menggabungkan kota kembar Aztek Tenochtitlan, dan tetangga dekat utara,
Tlatecoli. Ia juga bersekutu dengan negara-kota lokal lainnya yang
terletak di sekitar Danau Texcoco, yakni negara Acolhua Texcoco, dan
Tlacopan. Pemusatan kekuasaan di bawah pemerintahan Tenochtitlan ini
memungkinkan bangsa Aztek untuk membangun kekaisaran di dataran Meksiko
pada 1428 M dengan kaisar pertamanya, Itzcoatl (1427-1440).
Di bawah pimpinan kaisar kedua, Moctezuma I (1440-1469), Aztek
dijadikan sebuah unit politik dan budaya yang kuat dengan Tenochtitlan
sebagai ibu kotanya. Aztek mencapai puncak kejayaannya pada
pemerintahan Ahuitzotl (sekitar 1486-1502), yang melipatgandakan wilayah
kekuasaan Aztek. Pada masa tersebut wilayah Aztek membentang melintasi
Amerika Latin, dari pesisir ke pesisir, mencakup ujung Atlantik dan juga
ujung Pasifik.
Kerajaan Aztek tidak dapat dipungkiri mempunyai wilayah yang luas,
tetapi wilayah yang luas itu tidak lah komprehensif. Orang-orang yang
jatuh di bawah dominasi Aztek mendapati kerasnya kehidupan. Para warga
sebagian tertekan lantaran penempatan garnisun permanen di wilayah
mereka. Di bawah paksaan, mereka terpaksa membayar upeti tinggi,
termasuk anak laki-laki dan perempuan untuk pengorbanan di samping bahan
makanan, tekstil, batu, dan logam berharga.
Kehidupan Suku Aztek
Untuk wilayah Amerika Latin saat itu, bangsa Aztek dapat
dikatakan mempunyai peradaban yang tinggi. Penduduk Aztek memenuhi
kebutuhan pangan mereka, dengan mengandalkan tanaman pangan yang
dibudidayakan di sejumlah Chinampas(pulau buatan). Pulau-pulau apung tersebut dibangun di Danua Texcoco.
Pasokan pangan itu juga disokong hasil pertanian dari tanah
taklukan suku Aztek, yang menghasilkan jagung, kacang buncis, kakao,
bahan katun, serta hasil tambang seperti emas, perak, dan batu nefrit.
Orang Aztek berdangan mengelilingi Meksiko hingga wilayah
yang kini menjadi Amerika Serikat, dan ke selatan menuju Kolombia.
Mereka menjual barang-barang bernilai tinggi yang dibuat oleh para
pengrajin seperti pakaian, perhiasan, perabot rumah tangga, dan
peralatan upacara. Para pedagang membeli batu pirus dari orang Indian
Pueblo di utara. Dari selatan didatangkan bulu unggas berwarna cerah
yang digunakan untuk membuat mantel, kipas, hiasan kepala, dan hiasan
perisai.
Masyarakat Aztek tersusun secara militeristik. Semua pria muda harus
berdinas dalam ketentaraan semenjak usia 17 hingga 22 tahun. Beberapa di
antara mereka berdinas lebih lama, apabila ia memang memiliki
kemampuan.
Orang-orang Aztek mengambil alih sistem kalender Amerika Latin dengan
akurat, dan mereka mengkombinasikan agama leluhur mereka dengan agama
pemukim terdahulu, sehingga tercipta suatu panteisme dan ritual rumit
seperti Hindu.
Mereka juga membuat naskah yang tersusun dari piktogram-piktogram dan
fonem-fonem permainan kata, yang lebih praktis daripada
piktograf-piktograf tradisional Amerikan Latin, dan mereka menghasilkan
beberapa karya puisi yang sangat introspektif.
Baca Juga:
Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Artikel Lengkap
BIBLIOGRAFI
Gifford, Clive. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.
Montefiore, Simon Sebag. 2008. Tokoh Kontroversial Dunia. Jakarta: Erlangga.
Toynbe, Arnold. 2007. Sejarah Umat Manusia. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Artikel Lengkap Suku Aztek di Meksiko
4/
5
Oleh
Admin