Dalam perkembangan Islam periode awal, tidak selamanya hanya
berotasi pada kehadiran dan peran dari orang-orang Arab. Melainkan
banyak etnis lain yang berkontribusi juga dalam perkembangan perdaban
Islam. Salah satunya adalah etnis Berber di Afrika, yang berperan besar
bagi perkembangan Islam di Afrika dan Andalusia. Dari etnis ini pula
muncul dinasti-dinasti yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam
peradaban Islam.
Asal-Usul Etnis Berber
Berber adalah nama etnis untuk orang-orang yang berasal dari Afrika Utara atau Maghrib
(istilah Arab yang berarti “tanah matahari terbenam”). Orang Berber
telah menetap di tanah Afrika sejak milenium 1 SM. Mereka memiliki
kesamaan linguistik berdasarkan bahasa tak tertulis yang disebut
Tamazight. Meskipun mereka memiliki ciri budaya yang sama, Berber
membedakan satu sama lain melalui berbagai model kehidupan yang
berbeda-beda: seminomadik atau nomaden (untuk orang-orang dari Gurun
Sahara, yang disebut Targis atau Touareg.
Etnis Berber terbagi dalam keluarga, kelompok keturunan dan
suku. Mereka menetap di wilayah yang terbentang dari Samudera Atlantik
sampai Cyrenaica dan beberapa lokasi di Mesir Barat. Wilayah ini
mencakup tiga wilayah utama: Barat, tengah, dan timur Berberia, yang
juga disebut Ifriqiyya.
Orang Berber telah memeluk agama Kristen dan Yahudi sebelum
mereka memeluk Islam, mengikuti penaklukan Arab pada abad ke-7 Masehi.
Sejarawan besar muslim, Ibn Khaldun (1332- 1406) adalah
orang pertama yang mempelajari sejarah, budaya, dan sosiologi Berber
dalam tujuh jilid karyanya berjudul, Al-Kitab al-Ibar (The Book of Historical Example).
Ia menjelaskan perbedaan antara orang Arab dan Berber yang meliputi
gaya hidup, ekonomi, hubungan kekuasaan dan gambaran situasi
sosio-politik Maghrib abad pertengahan.
Baca Juga:
Sejarah Persatuan Islam (Persis) Tahun 1923-1983 M.
Peran Etnis Berber dalam Perkembangan Islam
Secara khusus, persaingan antara etnis Arab dan Berber telah
menandai sejarah Islam di Afrika Utara dan Andalusia (Spanyol).
Andalusia termasuk karena wilayah itu diserang oleh tentara muslim
Berber-Arab pada tahun 711 dan akhirnya menjadi Kekaisaran Islam selama
sekitar delapan abad
Munculnya Islam di Afrika Utara menyebabkan fenomena
Arabisasi Orang Berber, meski mereka sama sekali tidak pernah kehilangan
identitas budaya mereka. Bagaimanapun pendudukan Arab di abad ketujuh
dan kedelapan mendapatkan perlawanan sengit dari Berber. Dengan
demikian, islamisasi Berber relatif lamban dan mencapai puncaknya pada
abad ke-12. Pada masa-masa itu orang Berber selalu memberontak.
Orang-orang Berber juga dikenal menyukai tren religius
heterodoks dan gerakan sektarian, seperti Khawarij dan Syiah yang
menentang Khilafah Sunni. Hubungan kompleks etnis Berber dengan berbagai
tren Islam yang ditumpangkan pada fenomena sosiologis aliansi keluarga
atau perselisihan kesukuan mendasari sejarah dinasti-dinasti Maghrib
abad pertengahan.
Setelah periode Umayyah Damaskus
(660-749) berakhir, negara-negara pembangkang pertama yang berasal dari
khilafah di timur muncul di Maghrib dan didukung oleh Berber setempat,
di antaranya dinasti Syi’ah pertama, Idrisiyah (789-974) di Berberia Barat dan Dinasti Khawarij Rustamiyah (777-909) di Berberia Tengah.
Pada abad kesepuluh dan kesebelas, Maghrib terbagi
menjadi dua zona pengaruh politik dan agama dari Khalifah yang bersaing
di Barat, yaitu Muslim Sunni di Cordoba dan Fatimiyah Syiah di Kairo.
Selain itu, sebelum dipindahkan ke Mesir, Negara Fatimiyah pada awalnya
bertempat di Ifriqiyya.
Paruh kedua abad kesebelas muncul Kekaisaran Berber Sunni pertama bernama Al-Murabitun (1056-1147).
Kekaisaran ini didirikan oleh suku Berber nomaden, Lamtuna.
Al-Murabitun mengembangkan peradaban gemilang yang disebut
‘Hispano-Berber’ atau ‘Hispano-Maghribi’ ‘di Berberia barat, tengah dan
Andalusia.
Di Andalusia, al-Murabitun berusaha menyatukan kembali tanah Islam
yang terpecah setelah jatuhnya kekhalifahan Umeyyah pada tahun 1031 M.
Al-Murabitun juga berjasa menghentikan usaha Reconquista (penaklukan Nasrani di Andalusia), meskipun hanya untuk sementara.
Kontak langsung dengan budaya kota Andalusia sangat berkontribusi terhadap perkembangan peradaban Al-Murabitun
di Afrika Utara. Namun, eksistensi dari dinasti harus berakhir setelah
beberapa kesultanan muslim di Spanyol menolak otoritasnya. Kondisi ini
diperparah dengan munculnya sebuah gerakan keagamaan baru di wilayah
selatan Maroko yang menyangkal legitimasinya.
Gerakan itu bernama al-Muwahiddun yang didirikan oleh Ibnu Tumart,
seorang ulama yang menyebarkan ajaran pembaharuan moral. Ia mengekspos
supresmai al-Quran dan hadis, dan tidak mau mengakui otoritas
mazhab-mazhab fiq.Ibnu Tumart juga menyebarkan doktrin transendensi dan
keesaan Tuhan.
Di bawah otoritasnya sebuah pemerintahan yang baru diorganisisr
melalui sebuah dewan yang beranggotakan 50 perwakilan suku Berber.
Berkat gerakan ini sebuah dinasti Berber yang baru dapat berdiri dan
mengambil alih semua wilayah Maghribi. Dinasti baru bernama
Al-Muwahhidun itu kemudian membentuk Kekaisaran Hispano-Berber kedua
yang lebih kuat daripada yang sebelumnya.
Al-Muwahidun mencapai kemakmuran ekonomi, setelah kesuksesan
perdagangan antara etnis Afrika kulit hitam, Berber, dan Eropa
Mediterania. Selain itu, kehidupan budaya mereka tercerahkan berkat
kehadiran para filsuf besar seperti Ibn Rusyd dan Ibn Tufayl yang turut
membangun kemegahan Kekaisaran al-Muwahidun.
Perhatian utama para Khalifah Muwahhidun di Spanyol adalah memenangi
perang suci melawan Kristen, namun keinginan itu tidak berhasil dicapai.
Mereka justru mengalami kekalahan telak di Las Navas de Tolosa pada
1212, yang membuat mereka diusir dari semenanjung itu. Bersamaan dengan
peristiwa itu pamor Muwahhidun merosot dan akhirnya runtuh seperti
dinasti pendahulunya.
Hancurnya Imperium al-Muwahhidun menandai berakhirnya fase
pembentukan negara dan Islamisasi di Afrika Utara pada periode
kekhalifahan.
Baca Juga:
Piagam Jakarta 22 Juni 1945 ( Artikel Lengkap )
BIBLIOGRAFI
Hitti, Phillip K. 2006. History of The Arabs. Terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Lapidus, Ira M. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian I dan II. Terj. Ghufron A. Mas’adi. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Meri, Josef W. 2006. Medieval Islamic Civilization : An Encyclopedia. New York: Taylor & Francis Group.
Asal-Usul Etnis Berber dan Peran Etnis Berber dalam Perkembangan Islam
4/
5
Oleh
Admin