Berbicara mengenai Aztek, maka tidak dapat dilepaskan dari tradisi pengorbanan manusia suku Aztek. Bahkan, kemajuan peradaban suku Aztek seakan tersaingi oleh tradisi pengorbanan manusia tersebut.
Ritual Pengorbanan manusia suku Aztek sendiri hingga saat
ini masih diperdebatkan oleh para ilmuwan. Beberapa berpendapat bahwa
ritual pengorbanan manusia itu adalah mitos yang dibuat oleh penakluk
Spanyol untuk membenarkan dan mengesahkan penaklukan mereka. Kendati
demikian pada kenyataannya, banyak bukti menunjukkan bahwa negara Aztek,
seperti banyak Mesoamerika pra-Columbus lainnya, secara teratur
melakukan ritual pengorbanan manusia.
Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa suku Aztec melembagakan
praktek ini, bahkan mengangkatnya ke bentuk seni dan tontonan publik
yang paling penting di Aztek.
Bukti ini mencakup sejumlah catatan Spanyol dan penduduk
asli yang disusun selama atau pun setelah penaklukan Meksiko, bersama
dengan artefak arkeologi dan tekstual yang melimpah yang mendahului
invasi Spanyol.
Baca Juga:
Lengkap Perjuangan Pattimura di Saparua Tahun 1817 M
Keyakinan agama dan budaya yang mengilhami ritual pengorbanan manusia
Aztek ini telah berakar dalam budaya masyarakat Mesoamerika. Banyak
pemerintahan pra-Columbus di benua Amerika dikenal telah mengorbankan
manusia secara ritual kepada dewa-dewa mereka. Praktek semacam itu
berakar pada keyakinan pan-Mesoamerika tentang kekuatan spiritual darah
manusia dan intervensi sehari-hari para dewa dalam urusan manusia.
Negara kemudian mengubah pemahaman budaya yang luas ini menjadi
ideologi negara. Kelompok-kelompok penguasa menggambarkan persembahan
umum darah manusia sebagai pembayaran utang kepada para dewa. Dengan
memuliakan dewa-dewa dengan substansi paling berharga di alam semesta —
darah manusia — negara meneror musuh dan mendedikasikan diri mereka
untuk mengamankan kebaikan sosial dan kosmik yang lebih besar.
Suku Aztek mengambil praktek ini secara ekstrem, mengorbankan
orang-orang pada berbagai kesempatan. Dari 18 peristiwa seremonial yang
terjadi selama masing-masing 18 bulan dari tahun matahari suku Aztek,
delapan di antaranya adalah ritual pengorbanan manusia.
Ritual ini termasuk upacara Quecholli (bulu berharga) pada 31 Oktober
– 9 November, di mana imam ritual membunuh dan mengorbankan tawanan
yang berpakaian seperti rusa, dan upacara Atl Caualo (Menghentikan air)
pada 13 Februari – 4 Maret, di mana bayi dan anak-anak secara terbuka
berbaris dalam kelompok sebelum dikorbankan.
Pengorbanan yang mengerikan ini melibatkan empat imam yang
menggendong korban di atas batu besar, nantinya korban akan dibelah
untuk diambil jantungnya.
Dengan persiapan dan transformasi ritual, korban digambarkan sebagai
dewa yang kepadanya ia akan dikorbankan. Ada banyak variasi pada
tema-tema ritual ini. Entitas ilahi yang paling sering diadakan
ritualnya adalah Huitzilopochtli, dewa Matahari dan perang,
khususnya pada akhir setiap 52 tahun abad Aztec. Tanpa ritual
pengorbanan manusia, negara mengklaim, Matahari akan berhenti terbit dan
alam semesta akan berakhir.
Setelah Triple Aliansi Aztek 1428 bergabung bersama Tenochtitlan,
Texcoco, dan Tlacopán, praktik pengorbanan manusia dilembagakan di
tingkat tertinggi negara Aztec
Peristiwa besar seperti kemenangan dalam perang, peresmian penguasa
baru, atau dedikasi struktur publik yang penting menjadi kesempatan
untuk pengorbanan manusia skala besar. Contoh yang paling luas terjadi
pada tahu 1487. Ritual pengorbanan manusia diadakan di kuil Huitzilopochtli di Tenochtitlan, dalam upacara itu diperkirakan 20.000 orang dikorbankan selama empat hari.
Suku Aztekjuga memprakarsai perang dengan pemerintahan tetangga.
Pertempuran ritual ini disebut dengan “Perang Bunga”. Perang ini
bertujuan untuk mendapatkan calon korban ritual pengorbanan manusia.
Seiring dengan meroketnya dominasi Aztek, praktik-praktik seperti itu
menjadi bagian integral dari ideologi negara dan ambisi kekaisaran.
Pengorbanan manusia ritual menunjukkan kekuatan politik dan agama negara
Aztek yang luar biasa. Di sisi lain, praktek itu meneror
musuh-musuhnya, bekerja sebagai kekuatan ideologis yang kohesif di
antara rakyatnya, dan membangkitkan pemberontakan terhadap pemerintahan
Aztek yang di kemudian hari dimanfaatkan oleh Hernan Cortes dan pasukan Spanyol untuk menaklukkan Meksiko.
Baca Juga;
Artikel Lengkap Pembantaian Massal di Mandor, Kalimantan Barat (1943-1944 M.)
BIBLIOGRAFI
Gifford, Clive. 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.
Gruzinski, Serge. 1992. The Aztecs: Rise and Fall of an Empire. London: Harry N Abrams Inc.
Montefiore, Simon Sebag. 2008. Tokoh Kontroversial Dunia. Jakarta: Erlangga.
Toynbe, Arnold. 2007. Sejarah Umat Manusia. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Artikel Pengorbanan Manusia Suku Aztek
4/
5
Oleh
Admin